DRAMA SATU BABAK
Dasar Alkitabiah : Matius 5 : 13-16 “Garam Dunia dan Terang Dunia”
Judul : Menjadi Terang bagi Sesama Siap Menanggung Resiko
Pemeran :
1. Jenuard Nelwan (Kepala
Sekolah sekaligus Guru Geografi)
2. Variets Wowor (Pendeta)
3. Susi Sambow (Penatua)
4. Gabriela Kaawoan (Nai)
5. Vanesa Wagiu (Riry)
6. Susi Wansaga (Susi)
7.Centaine Lampa (Ela)
8.Freli Senaen (Eli)
9.Andri Balau (Lau)
10.Eva
Suatan (Eva)
Sutradara : Jenuard Nelwan
Penata Artistik :
1. Freli Senaen
2. Andri Balau
Penata Musik : 1. Susi Sambouw
2. Vanesa Wagiu
Penata Rias :
1. Susi Wansaga
2. Gabriela Kaawoan
PROLOG:
“Kamu adalah Terang dunia” Sepenggalan kalimat dalam Kitab Injil
Matius 5 : 14 merupakan hal yang perlu direnungkan sebagai orang percaya yang
hidup di lingkungan jemaat dan masyarakat. Anak muda merupakan bagian dari
jemaat dan masyarakat yang acapkali mulai melupakan Terang karena pengaruh
globalisasi dan westernisasi sehingga terang tidak bercahaya lagi di depan
semua orang dan mereka tidak mengenal Bapa.
ADEGAN 1
(Susi masuk
sambil membersihkan ruang kelas)
1.
Susi : Menyedihkan! Kemarin bukan tugas kebersihan saya. Tidak mengapa !
saya harus kuat. Sungguh mereka tau bahwa ini merupakan tanggungjawab mereka.
Tapi, sepertinya mereka anak pembangkang. Susi.. Susi .. kamu harus kuat
menghadapi sikap temanmu yang selalu merugikan orang lain.
2.
Nai : Selamat pagi orang susah ! eh.. tumben masih pagi sudah cari muka
sama guru-guru.
3.
Ela : Dasar munafik !
4.
Susi : Saya membersihkan ruang kelas ini bukan berarti saya mencari
muka, tapi saya tidak tahan melihat lingkungan kelas yang kotor.
5.
Ela : Jadi secara tidak langsung kau anggap kami ini orang-orang yang
kotor.
6.
Nai : Kurangajar ! he.. Nona saya adalah keturunan seorang bangsawan,
ayah saya memiliki saham paling besar dalam perusahaan industri gas di
Kalimantan. Jadi dengan otomatis saya adalah orang yang sangat bersih karena
saya memiliki 8 pembantu di rumah.
7.
Lau : Ela, Nai, ada apa ini ?
8.
Ela : ini Sayang, masih pagi Susi sudah cari masalah sama kita.
ADEGAN 2
(Kepala
sekolah memulai proses pembelajaran)
9.
Guru : Silakan satu orang memimpin kita dalam doa.
10. Eli : Siap Saya
pak.
11. Guru : Dari raut
wajahmu kamu tidak siap untuk berdoa. Susi tampil ke depan.
12. Eli : Pak..
Kenapa Selalu Susi ? Jadi menurut bapak dengan raut wajah saya yang seperti ini
saya adalah seorang anak setan yang tidak tahu berdoa.
13. Guru : Eli
berani kau membentak saya. Diam Saja kau, memang raut wajahmu seperti anak setan.
14. Susi : Mari
berdoa…. Amin
15. Guru : Anak-anak
saat ini kita masuk dalam materi yang baru yaitu Antroposfer, silahkan anda
baca SK dan KD-nya kalau sudah selesai anda berkelompok buat tugas ini, karena
saya ada urusan diluar daerah. Tapi Laptop saya biar saja disini. Susi tolong
kamu bagikan kelompok dalam membuat tugas ini.
16. Susi :
Teman-teman saya diberikan kepercayaan dari bapak untuk membagi kita dalam 2
kelompok. Untuk saya sekelompok dengan Eli dan Nai. Dan yang sisanya
sekelompok.
ADEGAN 3
(Teman-teman
Susi, sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing)
17. Susi :
Teman-teman alangkah lebih baiknya jika kita belajar dengan tekun, mengingat
minggu depan kita akan try out. Hasil Try out merupakan penentuan Graduation kita.
18. Riry : Terus
masalah buat loh..
19. Ela : Kalau
kita tidak belajar, kenapa kau yang pusing.
20. Nai : Sudah
susah, kampungan, so cari muka lagi.
21.
Lau : Atau jangan-jangan kamu ada hubungan spesial dengan pak guru.
(Mengejek Susi)
22.
Susi : Diam ! kenapa kalian berpikir seperti itu. Jangan menghakimi ! Tuhan tidak pernah mengajarkan yang demikian.
23. Lau : So Suci
lo kampungan.
24. Riry : Sayang
kamu tidak boleh marah-marah.
25.
Lau : Maafkan aku sayang.
ADEGAN 4
(Selesai KBM di Sekolah)
26.
Nai : Eli kamu kan punya ilmu hitam yang bisa menyantet orang. Bagaimana
kalau kita santet saja orang yang so cari perhatian itu.
27. Eli : Ide yang
cemerlang, Kamu punya foto Susi tidak ?
28. Nai : Ia memang
saya sengaja membawa fotonya, karena saya punya rencana ini sejak lama.
29. Eli : Bagus..
Bagus ! kalau begitu kau jaga di luar saja. Eva apakah perlengkapan telah kau
siapkan ?
30. Eva : Segala
sesuatu telah aku siapkan Eli, tinggal menunggu waktu untuk memulaikan seremoni
kita.
31. Eli : Kamu
memang tetangga ku yang baik.
32. Eva : Ya ialah,
kita kan sebagai manusia harus saling membantu untuk menjatuhkan orang lain.
(Mempersiapkan
perlengkapan Mantra)
“Miang-miang
suake, mangintolang swenge sange, apatondo apalaonde, nabiku nabing Ampuang.
33.
Eli : Mebua-bou apeng lawo, matimona tagaloang, sakaenge bela dua he,
timondo nitemona apeng nanging.
ADEGAN 5
(Altar Gereja)
34.
Susi : Tuhan… Saya tidak sanggup lagi untuk menjadi terang dunia di
tengah teman-teman sekelas. Mereka selalu menghina dan mengucilkan saya. Saya
tidak tahu apa yang terjadi dengan diri saya ini. Maafkan aku Tuhan.
35. Win : Anak ku
yang terkasih, engkau jangan berputus asa. Memang menjadi terang bagi sesama
engkau harus siap menanggung resiko. Lihat teladan Guru Agung mu. Ia tetap
setia dan tabah dalam mewartakan kabar baik bagi semua orang. Sabarlah anak ku.
36. Susi : Tapi, apa
yang harus saya perbuat dengan keadaan seperti ini. Saya sepertinya terkena
ilmu hitam.
37. Sarie : Anak ku,
engkau harus menyerahkan semuanya kepada Bapa, karena Ia maha pengasih dan
pengampun.
38. Susi : Bagaimana
mungkin aku akan menyerahkan semuanya kepada Bapa kalau keadaan saya seperti
ini, aku malu sekali.
39. Sarie : Bapa yang
di sorga tidak pernah memandang umatnya dari kelas sosial. Apapun persoalan
kita, pasti Ia yang setia akan memberikan jalan keluar. Mari saya antar kita
dalam doa…
40. Ela : Susi
maafkan kami.
41. Nai : Maafkan
kami.
42. Eli :
Sesunguhnya kami menyadari akan perbuatan jahat yang kami lakukan padamu.
43. Riry : Kami
melakukan ini karena kami cemburu melihat tingka lakumu yang selalu disayangi
kepala sekolah.
44. Eli : Jika kamu
memaafkan saya, maka dengan sungguh-sungguh aku melespaskan semua kekuatan ilmu
hitam ku.
45. Susi :
Teman-teman, kalian jangan minta maaf kepada saya, tapi pandanglah Dia yang
tulus dan selalu mengampuni.
46. Win : Benar..
sebab jika setiap orang yang datang kepada Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Tetaplah berjuang untuk menjadi terang dengan konsekwensi siap
menanggung resiko.
EPILOG
“Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”. Matius 5 : 16
bagi naskqh nya lah kak
BalasHapus